Email Address

versads.corp@gmail.com

Phone Number

62 811 4357 393

Sales vs Marketing: Kenapa Masih Banyak yang Salah Kaprah?

Banyak orang di luar sana masih salah kaprah soal sales dan marketing. Ada yang bilang kerja marketing itu “turun ke lapangan, door to door, ngejar target jualan.” Ada juga yang mikir sales itu bagian dari tim kreatif yang bikin iklan keren. Padahal, kalau ditelisik lebih dalam, Sales vs Marketing punya peran yang sangat berbeda, meskipun sama-sama tujuannya bikin perusahaan cuan.

Masalahnya, miskonsepsi ini nggak cuma bikin bingung orang awam, tapi kadang juga bikin perusahaan sendiri salah mengalokasikan strategi. Nah, biar nggak makin kabur, yuk kita bahas perbedaan fundamental, sejarah, tokoh penting, sampai studi kasus brand besar yang sukses memadukan keduanya.


Perbedaan Fundamental Sales dan Marketing

Secara sederhana: Marketing bikin orang datang, Sales bikin orang beli.

  • Marketing adalah aktivitas menciptakan awareness, membangun citra, dan bikin orang tertarik sama produk atau jasa kita.
  • Sales adalah aktivitas meyakinkan calon customer yang sudah tertarik agar akhirnya mau melakukan pembelian.

Kalau mau lebih jelas, kita coba lihat tabel perbandingan berikut:

AspekMarketingSales
Tujuan UtamaMenciptakan awareness & demandMengubah demand jadi transaksi
FokusPasar luas, branding, positioningIndividu/prospek spesifik, closing
AktivitasIklan, promosi, riset pasar, campaign digitalNegosiasi, follow-up, handling objection, relationship building
OutputOrang tahu dan tertarik pada produkOrang membeli produk
Tools ModernSEO, social media ads, content marketingCRM software, cold call, social selling
Hasil IdealBrand kuat di benak konsumenRevenue nyata untuk perusahaan

Dari sini udah kelihatan banget kalau Sales vs Marketing itu ibarat yin-yang. Saling melengkapi, bukan saling tumpang tindih.


Sejarah Singkat Marketing dan Sales

Biar makin kebayang, mari kita lihat asal-usul keduanya.

Sejarah Sales

Sales sebenarnya lebih tua dari marketing. Konsepnya sudah ada sejak zaman barter, ketika manusia pertama kali bernegosiasi: “Saya kasih kamu 3 ekor kambing, kamu kasih saya 1 karung gandum.”

  • Abad ke-19: Sales berkembang dengan model door-to-door selling, misalnya penjual ensiklopedia keliling di Amerika.
  • Tokoh terkenal: Dale Carnegie dengan bukunya How to Win Friends and Influence People (1936) yang jadi kitab wajib sales dalam membangun relasi. Kemudian ada Zig Ziglar, motivator sales yang mengajarkan pentingnya sikap positif dan kepercayaan diri.

Sejarah Marketing

Marketing lahir lebih belakangan, terutama saat Revolusi Industri membuat produksi barang jadi massal. Perusahaan butuh cara untuk menjangkau banyak orang sekaligus, bukan cuma lewat interaksi tatap muka.

  • Awal abad 20: Konsep Marketing Mix muncul, yang kemudian dikenal dengan 4P (Product, Price, Place, Promotion).
  • Tokoh penting: Philip Kotler, dijuluki “Bapak Marketing Modern”, dengan buku Marketing Management yang jadi referensi di seluruh dunia.

Perbedaannya jelas: sales lahir dari interaksi individu, sementara marketing lahir dari kebutuhan menyebarkan pesan ke massa.

📌 Kalau mau mendalami skill komunikasi, coba baca artikel ini: Belajar Ini Biar Kamu Bisa Public Speaking. Public speaking adalah senjata ampuh baik buat sales maupun marketing dalam menyampaikan pesan yang efektif.


Pengaplikasian di Era Modern

Di zaman digital sekarang, keduanya makin terlihat perbedaannya:

  • Marketing modern: pakai SEO, social media ads, influencer, email marketing, sampai content marketing. Tujuannya bikin orang tahu, suka, dan percaya sama brand.
  • Sales modern: pakai CRM (Customer Relationship Management), social selling lewat LinkedIn atau DM Instagram, bahkan WhatsApp follow-up. Fokusnya adalah nurture prospek sampai jadi customer loyal.

Satu hal menarik: dulu marketing dan sales sering dipisah jelas, tapi sekarang garisnya makin kabur. Misalnya content marketing bisa langsung bikin orang beli (contoh: TikTok Shop). Atau sebaliknya, banyak sales yang pakai konten personal (LinkedIn post, YouTube) untuk memancing prospek.


Studi Kasus Brand Terkenal

Biar makin gampang, yuk kita lihat gimana brand-brand besar memadukan Sales vs Marketing dengan jitu.

1. Apple

  • Marketing: Apple terkenal dengan storytelling ikoniknya. Dari slogan “Think Different” sampai iklan emosional iPhone yang fokus pada gaya hidup, bukan sekadar fitur teknis. Marketing Apple membuat produknya terlihat eksklusif dan premium.
  • Sales: Di Apple Store, staf dilatih bukan untuk “menjual”, tapi untuk edukasi. Mereka nggak langsung nyodorin produk, tapi ngajak customer eksplor, mencoba, bahkan merasakan experience. Dari situ, penjualan mengalir lebih natural.

2. Coca-Cola

  • Marketing: Coca-Cola sudah puluhan tahun konsisten dengan pesan kebahagiaan dan kebersamaan, lewat slogan seperti “Open Happiness.” Campaign global mereka membuat brand ini melekat di hati konsumen.
  • Sales: Di lapangan, tim sales Coca-Cola bekerja keras memastikan produk tersedia di warung kecil, restoran, hingga supermarket. Negosiasi slot rak premium di minimarket adalah contoh nyata kerja sales yang menentukan visibilitas produk.

3. Tesla

  • Marketing: Menariknya, Tesla hampir nggak pernah pakai iklan tradisional. Sebagian besar marketing mereka datang dari personal branding Elon Musk, viral content, dan word of mouth.
  • Sales: Tesla mengubah cara jual mobil. Mereka nggak pakai dealer tradisional, tapi sistem direct selling. Konsumen bisa pesan mobil online, bahkan tanpa harus lihat barangnya dulu. Sales Tesla lebih fokus pada experience test drive dan customer support.

Jadi, Mana yang Lebih Penting?

Jawabannya: dua-duanya sama penting.
Marketing tanpa sales ibarat bikin konser besar tapi nggak ada yang jual tiket. Sales tanpa marketing ibarat jualan ke pintu-pintu rumah tanpa orang tahu siapa kita.

Sales dan marketing harus berjalan seimbang. Marketing menarik audiens, sales meyakinkan mereka untuk jadi pembeli. Keduanya sama-sama bagian vital dari “mesin uang” sebuah bisnis.


Penutup

Sekarang harusnya udah jelas ya, kenapa nyamain sales dengan marketing itu salah kaprah. Bedanya fundamental banget: marketing bikin brand dikenal luas, sales bikin brand menghasilkan duit. Sejarahnya pun beda jalur, tokoh inspirasinya pun beda, tapi keduanya bertemu di satu titik: membuat bisnis berkembang.

Jadi, kalau ada yang masih mikir marketing itu jualan di lapangan, atau sales itu bagian dari bikin iklan, kasih aja artikel ini. Biar nggak ada lagi salah kaprah. 😉


Tentang Versa Design Studio

Kalau bicara Sales vs Marketing, visual branding dan strategi komunikasi yang kuat jadi salah satu kunci agar keduanya berjalan seimbang. Nah, di sinilah Versa Design Studio (VDS) hadir: membantu bisnis membangun identitas visual, materi promosi, hingga konten kreatif yang bisa mendukung kerja tim marketing sekaligus mempermudah tim sales dalam closing.

Mau lihat karya dan update terbaru dari Versa? Yuk ikuti kami di:

Bagikan Artikel Ini:

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp