Email Address

versads.corp@gmail.com

Phone Number

62 811 4357 393

Friendster, MySpace, dan Leluhur Media Sosial Lainnya: Kisah Para Mantan yang Menginspirasi Facebook

Sebelum kamu update status pakai Instagram Story, bikin video lipsync di TikTok, atau curhat panjang di Facebook (yang dibaca cuma dua orang: kamu dan algoritma), dunia media sosial sudah lebih dulu dihuni oleh para “sesepuh”. Namanya mungkin sudah tenggelam, tapi tanpa mereka, dunia digital nggak akan se-ramai sekarang.

Yuk, kita kenalan lagi dengan para leluhur media sosial—alias para mantan yang dulu pernah jadi primadona.

Friendster: Tempat Nembak Online Pertama

Diluncurkan tahun 2002, Friendster adalah “kakek buyut” dari semua media sosial yang kamu kenal sekarang. Di masanya, Friendster adalah tempat anak muda cari teman, gebetan, atau minimal nambah-nambah jumlah koneksi biar kelihatan gaul.

Fitur andalannya? Testimonial.
Iya, fitur yang bikin kamu bisa tulis pesan manis di profil orang, biasanya diisi kayak gini:

“Makasih ya udah jadi temen aku, orangnya baik, lucu, dan nggak pelit traktir. Hehehe.”

Kadang ditulis teman, kadang ditulis gebetan yang kita harap bales testinya pakai hati.
Friendster juga punya fitur top 10 friends. Tapi awas, kalau temen kamu nggak masuk list, siap-siap perang dunia maya—atau minimal perang dingin di kantin.

Sayangnya, seiring waktu Friendster kehilangan daya tarik. Pindah haluan jadi platform game, lalu… hilang selamanya. Tapi di hati anak 2000-an, dia tetap “mantan yang paling berkesan”.

MySpace: Surga Musik dan HTML Kacau

Kalau Friendster adalah tempat pamer pertemanan, MySpace adalah tempat pamer kepribadian (dan skill edit halaman profil pakai HTML, meski hasilnya sering nyala-nyala warna-warni kayak diskotik rusak).

Diluncurkan tahun 2003, MySpace jadi rumah bagi para musisi indie dan anak emo. Kamu bisa pasang lagu yang otomatis diputar tiap orang buka profil kamu—bahkan kalau lagu itu nggak relevan sama sekali.

Orang buka profil kamu, niatnya mau baca bio, eh malah kena intro screamo volume 100. Kaget, Bro.

MySpace juga jadi tempat lahirnya banyak artis terkenal, termasuk Justin Bieber dan Arctic Monkeys. Iya, dunia ini nyaris nggak punya “Baby, baby, baby ooooh” kalau bukan karena MySpace.

Sayangnya, ketika Facebook muncul dengan tampilan bersih dan tanpa glitter, MySpace mulai ditinggalkan. Karena pada akhirnya… HTML memang bukan untuk semua orang.

Yahoo Messenger: Tempat Cinta Virtual Bersemi (Lalu Hilang Tanpa Jejak)

Kalau sekarang orang pacaran lewat DM, dulu itu lewat Yahoo Messenger—dengan suara khas “ding!” yang kalau kedengeran, langsung bikin deg-degan. Siapa tahu gebetan akhirnya bales chat.

Fitur andalannya adalah “Buzz!!!”, alias getaran digital yang fungsinya seperti teriakan virtual:

“Eh bales dong, aku udah nungguin dari tadi 😤”

Sticker belum ada, tapi emotikon klasik seperti 🙂 atau 😛 sudah cukup mewakili rasa. Dan kalau lagi berantem, tinggal invisible. Selesai. #ToxicTapiPraktis

mIRC: Chatroom Legendaris di Era Warnet

Sebelum ada Discord dan forum-forum fancy, anak warnet nongkrongnya di mIRC. Tampilan layar hitam, penuh teks, dan satu hal yang selalu muncul:

“ASL PLS” – Age, Sex, Location please.
Mulai dari situ, obrolan bisa melebar ke mana-mana, bahkan sampai janjian ketemuan (yang 99% akhirnya batal karena salah satu pakai identitas palsu).

Channel-nya unik:

  • #jakarta
  • #anakmetal
  • #singleforever (ehm)

mIRC juga ngajarin banyak istilah keren kayak lag, ping timeout, sampai kicked by op yang bikin kamu merasa seperti diusir dari tongkrongan digital.

Dan kalau koneksi warnetmu lemot? Siap-siap diserang user lain dengan kata-kata tajam, kayak:

“Ketikannya delay, lu pake modem kardus ya?”

Nah, jadi sebelum TikTok dan Instagram Reels jadi sumber validasi diri, kita sudah punya Yahoo Messenger yang bikin senyum saat “ding!” muncul, mIRC yang ngajarin kita tentang kecepatan mengetik dan kode etik chatroom, serta Yahoo Mail—yang sampai sekarang mungkin masih nyimpan email dari 2006 tentang “Kisah Nyata Misteri di Gunung Salak”.

Mereka memang bukan platform paling canggih, tapi merekalah fondasi cinta pertama dunia digital. Dan seperti cinta pertama pada umumnya—nggak terlupakan, meskipun sekarang kita udah move on.

Dan ngomong-ngomong soal move on ke era digital yang lebih modern, kalau kamu butuh desain konten kece, branding yang keren, atau materi promosi yang engaging kayak nostalgia Friendster—Versa Design Studio siap bantu kamu tampil standout di dunia maya. Dari desain feed sampai materi promosi bisnis, kami bikin kamu gak cuma kelihatan, tapi juga diingat!

-A.S

Bagikan Artikel Ini:

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp